Dari Khotbah
<< Sebelumnya | Memahami Alkitab | >> Berikutnya |
Pendahuluan
1. Lima Prinsip Dasar
a. Ilahi
Alkitab merupakan firman Allah, yang berwibawa, konsisten, dan dapat dipercaya.
Pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dengan berbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan para nabi. (Ibr. 1:1) Seluruh Kitab Suci diilhamkan Allah dan bermanfaat untuk mengajar,
untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk
mendidik orang dalam kebenaran. (2 Tim. 3:16) |
b. Insani
Alkitab ditulis oleh manusia, yang beraneka ragam dan hidup dalam konteks historis tertentu.
Mazmur Daud (Mzm. 3:1) |
c. Jelas
Alkitab bukan teka-teki, dan bukan hanya bacaan untuk pendeta dan guru, melainkan dapat dibaca dan dimengerti oleh setiap orang.
Tidak pernah Aku berkata dengan sembunyi |
d. Aktual
Alkitab tetap relevan dengan kebutuhan masa kini dan Allah masih berfirman melalui apa yang telah difirmankan-Nya dulu
Firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam daripada pedang bermata dua mana pun; ia menusuk sangat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup menilai pikiran dan niat hati kita. Tidak ada suatu makhluk pun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungjawaban. (Ibr. 4:12-13) |
e. Makna
Makna utama suatu tulisan ialah makna yang dimaksudkan oleh penulisnya, namun mungkin penerapan prinsip yang terkandung di dalamnya akan berbeda dalam situasi yang berbeda.
2. Empat Tahap Pemahaman
a. Pembacaan
Lebih dahulu, sangat perlulah pemberita firman membaca perikop yang akan diberitakan:
- dengan teliti, beberapa kali
- tanpa prasangka tentang isinya dan maknanya
- memakai lebih dari satu terjemahan (misalnya Terjemahan Baru, Bahasa Indonesia Sehari-hari, Alkitab Bahasa Daerah atau Bahasa Inggris)
b. Konteks
Setiap perkataan harus dipahami dalam konteksnya, tidak terkecuali firman Allah. Berkaitan dengan konteks tulisan-tulisan dalam Alkitab, perlu diperhatikan:
- bentuk sastra (sejarah, hukum, puisi, surat, nubuat, perumpamaan, dsb)
- latar belakang sejarah (waktu, tempat, suasana)
- tempat dalam Alkitab (ayat-ayat sebelum dan sesudahnya)
c. Penjelasan
Kemudian ada tahap ketiga, yakni memahami makna perikop bagi para pembaca dan pendengar semula, secara ayat demi ayat:
- memperhatikan pokok-pokok utama yang dikemukakan penulis
- menjelaskan hal-hal yang sulit dimengerti
d. Renungan
Akhirnya perikop direnungkan, untuk memahami maknanya bagi kita pada masa kini, termasuk:
- pemahaman dalam konteks kita – lihat Kel. 22:5; Ul. 22:8
- penerapan/aplikasi (saran tentang apa yang harus dilakukan pembaca firman)
Kesimpulan