KHOTBAH
.co
christian
online
Khotbah

Yesus dan Perjanjian Lama, Keterkaitan antara PL dan PB

Dari Khotbah

Langsung ke: navigasi, cari
<<
Sebelumnya
Yesus dan Perjanjian Lama, Keterkaitan antara PL dan PB >>
Berikutnya


       Perjanjian Lama adalah bagian dari Alkitab! yang isinya lebih besar dibandingkan Perjanjian Baru. Begitu besarnya, sehingga apa yang diajarkan oleh Allah kepada kita di dalam PL tampaknya langsung dimengerti begitu saja oleh orang-orang yang hidup di masa Perjanjian Baru tanpa harus diajarkan ulang. Karena itu, untuk memahami semua hal yang ingin Tuhan ajarkan kepada kita, maka kita membutuhkan Perjanjian Lama.

       Pada saat menulis 2 Tim. 3:15-17, Paulus sedang membicarakan kitab yang sekarang ini kita sebut sebagai Perjanjian Lama. Ia meneguhkan adanya dua hal utama (dua-duanya harus kita pegang erat-erat):

  • Perjanjian Lama memimpin kepada keselamatan melalui iman di dalam Kristus.
  • Perjanjian Lama diilhami oleh Allah, sehingga memiliki relevansi etis yang berkesinambungan dan wibawa untuk mengajarkan bagaimana seharusnya kita hidup.

       Alasan utama kita perlu mempelajari PL secara seksama adalah karena PL adalah 'Alkitabnya Tuhan Yesus', dan jika kita mengasihi dan mengikuti Dia maka kita seharusnya meinpelajari Alkitab yang dikenal-Nya, dicintai-Nya dan digenapi-Nya.

       NB: Untuk memahami kaitan antara PL dan Kristus tidak berarti kita harus menemukan Yesus' di setiap ayat PL. Artinya, kita melihat Yesus sebagai awal dan tujuan utama PL sebagai satu keutuhan. Saat membaca penggalan bagian perikop tertentu, hal pertama yang perlu kita lakukan adalah mencari tahu apa yang dikatakan dan apa arti perikop tersebut dalam konteks asli saat perikop itu ditulis.

       Baca: Knowing Jesus through the Old Testament (oleh Christopher J.H. Wright: Monarch Press / IVP-USA)

  1. Perjanjian Lama menceritakan kisah yang digenapi di dalam Kristus

           Matius 1. Silsilah Yesus Kristus. Yesus adalah titik akhir sekaligus tujuan utama dari riwayat ini. Silsilah ini mengarah kepada Yesus. Ia hanya bisa benar-benar dipahami dalam terang perjalanan sejarah ini, yaitu kepentingan sejarah bagi iman yang alkitabiah - PL dan PB. Perjanjian Lama itu bagaikan sebuah perjalanan yang hanya masuk akal jika dilihat dari apa tujuan perjalanan ini.

           Perhatikan Garis Besar Alkitab - kisah agung, dengan empat bagian utama. Perjanjian Lama menyediakan bagian awal yang esensial dari kisah itu: penciptaan, dosa, penebusan dalam sejarah, yang akhirnya mengarah kepada Kristus.

  2. Perjanjian Lama mengumumkan janji yang digenapi di dalam Yesus

           Matius 1-2 - memuat 5 kutipan PL yang "digenapi" di dalam Yesus: 1:22-23, Immanuel; 2:5-6 - Bethlehem; 2:15 - Mesir; 2:17-18 - Rahel; 2:23 - Orang Nazaret. Semua itu bukan sekedar prediksi, tetapi menjadi petunjuk bahwa semua komitmen Allah kepada umat-Nya dalam kisah penebusan dan perjanjian sekarang telah mencapai klimaksnya di dalam Yesus. Yesus hanya masuk akal jika dilihat berdasarkan janji Allah yang agung dalam PL: janji kepada Adam, Nuh, Abraham, Musa, Daud dan nabi-nabi. Jadi Yesus bukan sekedar "akhir perjalanan" PL; tetapi sekaligus merupakan tujuan dari perjalanan itu. Semuanya merupakan satu janji agung yang menunjuk ke masa depan kepada Yesus, tetapi dengan variasi yang beraneka ragam.

           Perjanjian Lama bukan seperti kanal (yang airnya mengalir ke satu arah saja), tetapi seperti sebuah sungai raksasa (ada banyak kelokan, laguna, anak-anak sungai, berbagai aliran kecil-tetapi semuanya bergerak menuju ke laut).

  3. Perjanjian Lama menyediakan identitas yang diterima oleh Yesus

           Matius 3:13-17 - Yesus dibaptis, ketika Allah Bapa meneguhkan siapa Yesus dengan mengutip PL, sebagai Hamba-KU (Yes. 42:1) dan sebagai Mesias raja yang ditunggu-tunggu dari garis keturunan Daud - Anak-Ku (Mzm. 2:7). Berbagai sebutan dan gambaran yang diberikan kepada Yesus diperoleh dari PL: Anak Manusia, Juru Selamat, Kristus, Nabi, Gembala, dll. Dengan demikian jelas bahwa untuk mengerti Yesus, kita perlu mengerti PL.

           Yesus jelas memahami tujuan dan identitas pribadi-Nya dari kitab PL. Kita perlu memahami PL supaya kita bisa memahami Yesus sebagaimana Ia memahami diri-Nya sendiri.

  4. Perjanjian Lama memprogramkan sebuah misi yang diadopsi oleh Yesus dan ditugaskan-Nya kepada kita

           Matius 14: 12-17 - "Tuhan sedang datang untuk memerintah!" Yesus memulai misi-Nya untuk memulihkan Israel dan mengumpulkan bangsa-bangsa yang tercerai-berai (misi ganda yang jelas terlihat dalam Lukas 1-4), di tengah-tengah perlawanan setan yang sangat kuat. Dimulainya pemerintahan Allah ini adalah pemenuhan segala hal yang ditulis dalam PL.

           Matius 28, Luk. 24:45-49 - misi kepada bangsa-bangsa didasarkan pada "hal-hal yang telah tertulis sebelumnya' - yaitu tulisan yang tersimpan dalam PL.

           Tujuan Allah sejak semula (Abraham) adalah agar bangsa-bangsa diberkati. Jadi, kita harus membaca PL, baik untuk memahami kepentingan mesianis di dalamnya (menunjuk kepada Yesus), maupun memahami kepentingan misional (menunjuk kepada Rencana Allah bagi bangsa-bangsa dan bagian kita dalam misi tersebut).

  5. Perjanjian Lama menyatakan nilai-nilai etis vang diyakini dan diajarkan Yesus

           Matius 5:17-20 - Yesus meneguhkan keabsahan hukum di PL. Semua Ucapan Bahagia mencerminkan isi PL. Pengajaran Yesus (dan keseluruhan bagian PB lainnya), tentu saja 'melampaui' dan memperdalam PL. Namun, di banyak hal pengajaran itu didasarkan pada pengajaran PL yang diberikan kepada bangsa Israel. Pengajaran tersebut dimaksudkan untuk menolong umat Allah menjadi 'berbeda' dari masyarakat sekelilingnya. Seperti dalam PL, Yesus juga menekankan prinsip-prinsip: meniru teladan Allah; kepedulian kepada orang miskin; belas kasih dan keadilan sosial; keperbedaan dalam hal moral (garam dan terang). Etika Kristen perlu diletakkan di atas dasar wibawa PL-sebagaimana yang diyakini Yesus.