KHOTBAH
.co
christian
online
Khotbah

Berkhotbah dari Hukum Perjanjian Lama (Taurat)

Dari Khotbah

Langsung ke: navigasi, cari
<<
Sebelumnya
Berkhotbah dari Hukum Perjanjian Lama (Taurat) >>
Berikutnya


  1. 2 Tim. 3:15-16 berlaku untuk hukum Taurat sebagaimana ayat ini juga berlaku bagi seluruh bagian Perjanjian Lama.

    • Mengarah kepada keselamatan di dalam Kristus

    • Diilhami oleh Allah

    • Relevan untuk pengajaran dan pelatihan

    • Jadi, khotbahkan hukum PL sebagai bagian dari Firman Allah

  2. Dasar hukum adalah anugerah

    • Pentingnya konteks naratif dalam hukum Taurat

    • Keluaran 19:4-6 diberikan kepada umat yang sudah ditebus oleh Allah

    • Ulangan 6:20-25 Ucapan syukur-motivasi utama untuk taat

    • Contoh: Kel. 23:9, Im. 19:33-36, Ul. 15:12-15

    • Jadi, selalu khotbahkan hukum Taurat di atas dasar anugerah Allah yang menyelamatkan

    • Kristus sudah menyelamatkan kita dari penghukuman di bawah hukum Taurat, tetapi Roh memampukan kita untuk hidup mengikuti standar Allah, sebagaimana yang pertama dinyatakan oleh hukum PL (Roma 8:1-4). Ini berarti hidup dalam ketaatan sebagai respon terhadap keselamatan dari Allah, bukan legalisme yang mengusahakan keselamatan atau berusaha menjadi layak untuk diselamatkan.

  3. 'Hukum ini dimotivasi oleh 'misi' Allah bagi Israel

    • Kejadian 12:1-3; 18:18-19 - misi Allah: untuk memberkati semua bangsa melalui Israel

    • Keluaran 19:6 - Israel menjadi imam di antara bangsa-bangsa

    • Ulangan 4:6-8 - Israel dijadikan contoh atau teladan, yang bisa dilihat oleh bangsa-bangsa

    • Imamat 18:3; 19:2; 20:26 - untuk itu diperlukun 'kekudusan' - yaitu menjadi berbeda, tidak sama dengan bangsa-bangsa lain.

    • Bandingkan: Mat. 5:14-16; Luk. 22:25; 1 Pet. 2:12

    • Jadi, khotbahkan hukum PL untuk mengingatkan orang Kristen akan tanggung jawab misinya: untuk hidup 'berbeda' sebagai uniat Allah di antara bangsa-bangsa.

  4. Hukum ini didasarkan pada karakter Allah

    • Ulangan 10:12, 17-19 - 'hidup menurut segala jalan yang ditunjukkan-Nya" menuntun kepada mengasihi secara nyata

    • Imamat 19 - kekudusan, sebagaimana Allah adalah kudus, diwujudkan dalam tindakan nyata

    • 'Mengikuti teladan Allah' adalah motivasi yang sangat kuat untuk menjalankan etika dan hukum PL

    • Bandingkan dengan Mat. 5:45-48, Luk. 6:27-36.

    • Jadi, khotbahkan hukum PL untuk menunjukkan karakter Allah. Jika Tuhan (sebagaimana yang dinyatakan dalam Alkitab) ada di pusat pengajaran kita, maka implikasi etisnya akan mengikutinya secara alami.

  5. Hukum Israel dimaksudkan untuk menjadi sebuah contoh, atau paradigma, bagi bangsa-bangsa.

    Triangle.PNG
    • Semua yang telah dilakukan Tuhan bagi dan dalam kehidupan Israel itu relevan bagi semua bangsa. Israel dimaksudkan untuk menjadi 'terang bagi bangsa-bangsa'. Jadi ada relevansi sosial, ekonomi dan politik yang bisa diterapkan ke dalam masyarakat, kebudayaan dan bangsa yang berbeda-beda.

    • Jadi, khotbahkan hukum PL untuk menantang gereja dan masyarakat untuk memikirkan dan terlibat dengan isu-isu etika sosial dan keadilan.

  6. Hukum ini diberikan bagi kepentingan dan kebaikan manusia

    • Ulangan 4:40; 5:29; 6:24; 10:13, dll. 'untuk kebaikan kita/supaya baik keadaan kita'

    • Mazmur 19:7-11; 119:97-105, dll. - lebih baik daripada emas, madu; memberikan terang, kebenaran, kehidupan, harapan, dll.

    • Dalam hukum PL, kebutuhan manusia lebih berharga daripada klaim atau hak legal. Misalnya Ul. 23:15-16; 21:10-14; 24:6,10-13; 24:19-22.

    • Yesus marah ketika hukum dijadikan beban dan bukannya mendatangkan manfaat bagi yang miskin/membutuhkan. Misalnya Mrk. 7:9-13; Mat. 23:23; Banyak di antara perumpamaan-perumpamaan itu lebih menekankan pada mengajarkan kemurahan hati, belas kasih, kepedulian dibandingkan keadilan, hak-hak atau berbagai hal yang diharapkan.

    • Jadi, khotbahkan hukum PL bagi keuntungan/kebaikan manusia, bukan legalisme; cerminkan prioritas hukum itu sendiri bagi mereka yang lemah dan yang miskin.

  7. Hukum PL mengantisipasi kegagalan, pengadilan/hukuman dan anugerah masa depan

    • Ulangan 30-32 - Didahului oleh riwayat PL: kegagalan, hukuman, pemulihan

    • Kesalahan dan kegagalannya tidak terletak di dalam hukum itu sendiri, tetapi di dalam diri kita (Ul. 30:11-14 bandingkan dengan Rm. 8:3-4).

    • Masa depan yang terbuka dan pilihan yang terbuka (Ul. 30)

    • Jadi, khotbahkan PL untuk membawa orang datang (atau kembali) kepada Injil.

  8. Menemukan pesan apa yang ingin disampaikan hukum itu bagi kita hari ini.

    • Ingat prinsip pertama dalam eksegesis dan aplikasi yang baik: jangan bertanya, 'Apa arti hal ini bagi kami sekarang ini?' sebelum anda bekerja keras untuk menemukan, 'Apa arti hal ini bagi mereka pada masa itu?'

    • Ajukan pertanyaan-pertanyaan mengenai hukum, atau sekumpulan hukum yang ingin Anda mengerti dan akan Anda khotbahkan:

      • Apa yang menjadi tujuan hukum ini?

      • Situasi seperti apa yang sedang coba a) dicegah?, b) dikembangkan/dipromosikan?

      • Orang seperti apa yang akan mendapatkan keuntungan dari, atau terlindungi oleh, hukum ini?

      • Orang seperti apa yang akan dibatasi oleh hukum ini?

      • Motivasi-motivasi apa yang membuat orang menaati hukum ini-baik langsung disebutkan di dalam teks, maupun yang secara tidak langsung tersimpan dalam kisah keselamatan?

      • Nilai-nilai atau norma, atau prinsip-prinsip apa yang termuat dalam hukum ini?

    • Kemudian langkahkan kaki Anda keluar dari konteks PL, masuk ke dalam dunia Anda yang sekarang, dan ajukan pertanyaan serupa:

      • Situasi atau orang seperti apa dalam masyarakat kita sekarang ini yang bisa dibandingkan/serupa dengan mereka yang ada di hukum PL itu?

      • Apa yang seharusnya menjadi tujuan kita?

      • Bagaimana seharusnya prinsip-prinsip yang ada di hukum PL itu bisa diaplikasikan dalam kehidupan praktis masa kini - dalam kehidupanku sendiri, di dalam gereja, dan dalam masyarakat yang lebih luas?

      • Dalam istilah Kristen, apa yang memotivasi kita sekarang ini untuk meresponi hukum Allah melalui ketaatan kita?

      • Jadi bagaimana caranya saya bisa mengkhotbahkan bagian Alkitab yang ini dalam cara yang setia dengan tujuan dan konteks aslinya, tetapi juga relevan bagi jemaat masa kini? Bagaimana caranya membuat teks itu 'kembali berbicara', sehingga orang masa kini melihat relevansinya dan digerakkan untuk merespon dalam wujud menaati Allah?