Dari Khotbah
Daftar isi |
Selain bentuk khotbah ekspositori, bentuk khotbah yang sering diterapkan di kalangan pembicara adalah bentuk khotbah topikal dan tekstual.
I. Bentuk Khotbah Topikal
Khotbah yang dibangun dengan garis besarnya berdasarkan sebuah topik.
Cara membuat khotbah topikal:
- Buatlah judul satu topik dalam sebuah kalimat pendek.
Contoh: Menguasai Diri - Buatlah pokok besar untuk menguraikan judul topik tersebut.
Ide pokok besar bisa dari penjelasan topik, bisa juga dengan menjawab pertanyaan. - Isilah pokok bestir dengan ayat pendukung.
Ayat dukungan harus sesuai isi pokok besar. - Berilah isian dalam setiap pokok besar.
Untuk menjelaskan pokok besar bisa diisi dengan uraian, tafsiran, ilustrasi, penerapan. - Buatlah pendahuluan dan penutup.
Membuat pendahuluan dan penutup sesingkat mungkin, tetapi menarik.
Contoh khotbah topikal (1)
Topik | : | Menguasai Diri |
Ayat emas | : | "Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota" (Amsal 16:32). |
Pendahuluan
Di antara sembilan buah Roh, salah satu di antaranya adalah menguasai diri. Menguasai diri artinya kemampuan mengontrol, mengatur, mengendalikan diri sendiri.
-
Apa maksud menguasai diri?
-
Menguasai diri dari keinginan hawa nafsu (1 Korintus 7:9).
-
Menguasai diri dari karakter atau watak pribadi (Titus 1:8, 2:6).
-
Menguasai diri dalam segala hal (2 Timotius 4:5; Titus 2:6).
-
Menguasai diri dalam: makan, tidur, bekerja, berkata, di jalan, kelimpahan, kekurangan, dan lain-lain.
-
-
Menguasai diri untuk apa?
-
Menguasai diri supaya bisa berdoa (1 Petrus 4:7).
-
Menguasai diri demi kepentingan bersama (2 Korintus 5:13).
-
Menguasai diri menurut ukuran iman (Roma 12:3).
-
Menguasai diri karena suara hati nurani (Roma 13:5).
-
Menguasai diri karena ada mahkota (1 Korintus 9:25).
-
-
Apa gambaran orang yang bisa menguasai diri?
-
Menguasai diri seperti pahlawan (Amsal 16:32, 25:28)
-
Menguasai diri seperti olahragawan (1 Korintus 9:25).
-
Menguasai diri seperti nahkoda (Yakobus 3:4).
-
Menguasai diri seperti pawang (Yakobus 3:8).
-
Kesimpulan:
Kedewasaan perilaku seseorang dapat dilihat taktala ia bisa menguasai diri. Ia seperti pahlawan (Amsal 16:32), bukan seperti tembok yang mau roboh (Amsal 25:28). Dan, bagi mereka yang dapat menguasai diri, tersedia mahkota (1 Korintus 9:25).
Contoh khotbah topikal (2)
Topik | : | Kamu Adalah Garam Dunia |
Ayat emas | : | "Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang" (Matius 5:13). |
Pendahuluan
Menjadi garam bukan sebuah perintah, bukan sebuah pilihan, melainkan sebuah ketetapan (kodrat baru) bagi orang percaya. Tidak ada perintah: Jadilah garam dunia. Tidak ada pertanyaan: Maukah jadi garam dunia? Yang ada adalah pernyataan: Kamu adalah garam dunia.
-
Menjadi garam adalah kodrat murid Kristus
"Kamu adalah garam dunia" (Matius 5:13).
Dua macam garam:-
Garam Laut Mati
Luas Laut Mati 85x16 kilometer, dalamnya 491 meter. Disebut Laut Mati karena hanya menerima aliran air, tanpa mengalirkan ke tempat lain. Airnya berasa pahit atau asin. Lingkungan Laut Mati yang membahayakan kehidupan dipandang sebagai kutukan dan melambangkan kesunyian maupun kerusakan. Sering disebut dengan nama Laut Asin (Bilangan 34:12). Namun, banyaknya plankton menjadikan kadar garam di laut mati enam kali lebih baik dibanding Danau Galilea. Untuk membuat garam, air itu tidak perlu diberi campuran. -
Garam Danau Galilea
Luas Danau Galilea 21x11 kilometer. Banyak ikan, dan sebagian besar murid berasal dari daerah ini. Namun airnya tawar, dan mengandung kadar garam sangat kecil, sehingga pembuatan garam sering dicampur dengan tepung. Dan, jika kadar garamnya habis, yang tinggal adalah tepungnya (hilang asinnya).
-
-
Menjadi garam harus berfungsi
'"Kamu adalah garam dunia" (Matius 5:13). Untuk berfungsi garam harus, ditabur, dilebur, dihanyutkan:-
Sebagai bumbu masakan (Ayub 6:6).
-
Sebagai tanda perjanjian (Bilangan 18:19; 2 Tawarikh 13:5).
-
Sebagai pelengkap persembahan (Imamat 2:13).
-
Sebagai pupuk tanah (Lukas 14:34,35).
-
Sebagai pelarut kotoran dalam air (2 Raja-raja 2:2 1).
-
Mensterilkan tali pusar bayi (Yehezkiel 16:4).
-
-
Garam bisa menjadi tawar
"Jika garam itu menjadi tawar" (Matius 5:13). Garam campuran bisa hilang asinnya. Atau kalau kena panas atau angin akan luntur asinnya. Hasilnya? Tidak ada gunanya! Selain diinjak-injak orang. Garam yang hilang fungsinya, tidak ada gunanya sama sekali.
Penerapan
Sebagai murid Yesus, kita digambarkan sesuai kebutuhan lingkungan. Kita adalah garam, kita adalah terang. Prinsipnya, kita harus memengarui lingkungan, bukan dipengaruhi lingkungan, sebab kita adalah manusia baru. "Jadi, siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: Yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang" (2 Korintus 5:17).
II. Bentuk Khotbah Tekstual
Khotbah yang dibangun dengan garis besarnya berdasarkan sebuah teks ayat Alkitab.
Cara membuat khotbah tekstual:
- Bacalah satu perikop atau nas secara berulang-ulang.
- Dapatkan satu ayat kunci (ayat emas) dalam perikop tersebut.
- Kupaslah ayat kunci (ayat emas) tersebut dalam beberapa pokok pikiran.
- Pokok pikiran bukan hanya menjelaskan ayat tersebut, melainkan juga menjelaskan perikop, sehingga ayat kunci tidak akan terlepas dari konteksnya.
- Pokok pikiran tersebut disusun secara logis dan sistematis. Dan, perlu diperlengkapi dengan uraian, definisi, ilustrasi, dan penerapan.
- Buatlah pendahuluan dan penutup. Membuat pendahuluan dan penutup sesingkat mungkin, tetapi menarik.
- Sangat baik jika ayat kunci (ayat emas) dijadikan ayat hafalan.
Contoh bentuk khotbah tekstual (1)
Judul | : | Doa Pagi |
Teks Ayat | : | "Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang terpencil dan berdoa di sana" (Markus 1:35). |
Pendahuluan
Martin Luther mengatakan, "Doa adalah napas orang beriman." Alkitab mengatakan bahwa kita harus berdoa tidak putus-putusnya (Efesus 6:18), tidak jemu-jemu (Lukas 18:1). Tetapi, semua itu harus diatur. Lihat contoh doa pagi dari Tuhan Yesus.
-
Doa pagi waktunya perlu diatur
-
Ada frasa "pagi-pagi benar" (Markus 1:35).
-
"Hiduplah dengan penuh hikmat, pergunakanlah waktu yang ada" (Kolose 4:5).
-
"Karena itu kuasailah dirimu dan waspadalah, supaya kamu dapat berdoa"(1 Petrus 4:7).
-
"TUHAN, pada waktu pagi Engkau mendengar seruanku, pada waktu pagi aku mengatur nersembahan bagi-Mu, dan aku menunggu-nunggu" (Mazmur 5:4).
-
"Berdoalah setiap waktu ... itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya" (Efesus 6:18).
-
-
Doa pagi tempatnya perlu disediakan
-
Ada frasa "Ia bangun dan pergi ke luar" (Markus 1:35).
-
"Yudas, yang mengkhianati Yesus, tahu juga tempat itu, karena Yesus sering berkumpul di situ dengan murid-murid-Nya" (Yohanes 18:2). Getsemani adalah tempat rutin Yesus berdoa.
-
-
Doa pagi acaranya perlu disiapkan
Ada frasa "berdoa di sana" (Markus 1:35). Doa pagi memungkinkan kita berkonsentrasi tanpa terganggu oleh hiruk pikuknya sekeliling kita. Pagi hari memungkinkan kondisi fisik, emosi, pikiran kita masih segar, belum terforsir untuk hal lain, sehingga pada pagi hari kita bisa berdoa dengan tenang, menyembah, memohon, dan berserah kepada Tuhan. Acaranya bisa penyembahan, pujian, renungan, saat teduh, berdoa untuk keluargaa gereja, dan syafaat, doa untuk pekerjaan (Mazmur 90:14, 5:4).
Ilustrasi: Menurut tradisi Yahudi, para pemuka agama Yahudi merasa malu jika mendengar ayam berkokok lebih dahulu, sebelum mereka berdoa pagi. Seolah-olah ayam telah lebih dahulu menyapa Sang Pencipta. Untuk itu, sebelum ayam berkokok, para pemuka agama Yahudi menyediakan diri untuk berdoa. Doa pagi.
Penerapan: Aturlah waktu, pilihlah tempat, mari bersaat teduh, bersimpuh di hadapan Tuhan.
Contoh bentuk khotbah tekstual (2)
Judul | : | Sikap Kita terhadap Firman Allah |
Teks ayat | : | "Sebab Ezra telah bertekad untuk meneliti Taurat TUHAN dan melakukannya serta mengajar ketetapan dan peraturan di antara orang Israel" (Ezra 7:10). |
Pendahuluan
Sekarang zaman informasi. Televisi, koran, internet, beritanya sangat sensasional, up to date. Adapun Alkitab beritanya tidak berubah. Bagaimana sikap kita terhadap Alkitab?
Pendahuluan Sejarah
Israel dibuang ke Babel selama tujuh puluh tahun. Pada zaman Raja Koresy, mereka mulai dipulangkan dalam tiga tahap. Dan, Ezra merupakan pemimpin tahap ketiga. Ezra merupakan imam diaspora, kemudian menjadi imam di Israel. Pemimpin lainnya pulang untuk membangun politik, bangunan, sosial, keamanan, dan lain-lain. Tetapi, Ezra bertekad lain.
-
Dimulai dengan tekad
"Sebab Ezra telah bertekad" (Ezra 7:10). Sebuah tekad. "Mencurahkan segala perhatiannya" (BIS); "Membetulkan hatinya" (TL), bukan usaha emosional mendadak, bukan otomatis, melainkan ada suatu usaha keras. Ia menjadi imam di Pembuangan. Budaya Yahudi mengajarkan membaca kepada kita sejak kecil (Ulangan 6:6-9). -
Ada usaha meneliti
"Sebab Ezra telah bertekad untuk meneliti Taurat Tuhan" (Ezra 7:10).
Begitu pentingnya Firman Tuhan digambarkan dengan banyak hal:-
"Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku" (Mazmur 119:105)
-
"Roti" (Matius 4:4).
-
"Benih" (Matius 13:20)
-
"Pedang bermata dua mana pun" (Ibrani 4:12).
-
"Cermin" (Yakobus 1:23).
-
"Air susu yang murni" (1Petrus 2:2).
-
"Gada-Mu dan tongkat-Mu" (Mazmur 23:4).
-
"Ia adalah perisai bagi orang-orang yang berlindung pada-Nya" (Amsal 30:5 ).
-
-
Ada bukti mempraktikkan
"Sebab Ezra telah bertekad untuk meneliti Taurat TUHAN dan melakukannya" (Ezra 7:10).
"Tetapi hendaklah kamu menjadi pelaku firman dan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri" (Yakobus 1:22).
Ilustrasi empat sikap terhadap firman: Benih jatuh di jalan, di tanah berbatu, di tengah semak duri, tanah yang baik (Matius 13:1-8). -
Ada sukacita untuk mengajarkan
"Sebab Ezra telah bertekad untuk meneliti Taurat Tuhan dan melakukannya serta mengajar ketetapan dan peraturan di antara orang Israel" (Ezra 7:10). Ada banyak metode dalam Ulangan 6:6-9. Setiap keluarga bangsa Israel diwajibkan mengajarkan firman Allah dalam setiap usia dan kegiatannya-melalui cerita, melalui lagu, melalui tulisan, melalui percakapan, melalui SMS, melalui sarana formal (renungan, PA), dan sebagainya.
Ada sebuah lingkaran yang tak terputus: Bertekad, meneliti, melakukan, mengajar firman Tuhan.
Dampak positif dari suka firman Tuhan
"Tetapi yang kesukaannya ialah Taurat Tuhan, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil" (Mazmur 1:2,3).
Diambil dari:
Judul buku | : | "Khotbah itu Indah Khotbah itu Mudah" |
Penulis | : | Thomas Eny Marsudi |
Penerbit | : | Gloria Grafika, 2010 |
Halaman | : | 278-286 |