KHOTBAH
.co
christian
online
Khotbah

Dapatkah Naskah Alkitab Dipercaya?

Dari Khotbah

Langsung ke: navigasi, cari

       Di tengah dunia yang semakin tidak ber-Tuhan, menarik untuk mengetahui bahwa Alkitab tetap merupakan buku best­-seller yang paling laku dijual. Tingkat penjualannya di dunia mencapai sekitar 100 juta eksemplar setiap tahunnya.

Pertanyaannya, sejauh apakah naskah Alkitab dapat dipercayai originalitasnya? Apalagi mengingat Alkitab merupakan kumpulan dari 66 buku dari tiga bahasa (Ibrani, Aram, & Yunani) yang ditulis dalam jangka waktu 1.600 tahun oleh lebih dari 40 penulis dari berbagai latar belakang: raja, diplomat, orang miskin, nelayan sampai pembuat tenda. Selain itu Alkitab juga ditulis di tiga benua yang berbeda: Asia, Afrika dan Eropa. Ini berarti, ada sejumlah besar naskah kuno yang perlu diteliti untuk menguji kesahihan Alkitab.

Biasanya, kesahihan suatu naskah kuno ditentukan oleh berapa banyak salinan naskahnya yang masih tersisa. Contohnya: hanya ada kurang dari 10 salinan dari naskah kuno Plato. Naskah‐naskah ini harus diteliti dan dibandingkan untuk menentukan akurasi dan kualitas penyalinan naskahnya dari waktu ke waktu. Naskah kuno terbanyak yang dapat ditemukan (selain Alkitab) adalah tulisan Homer (Iliad) yang jumlahnya mencapai 643 jilid. Jarak waktu (interval) penyalinan antar salinan dari naskah Homer mencapai sekitar 500 tahun. Sementara itu, interval penyalinan dari naskah‐naskah kuno lainnya mencapai antara 500 sd 1.400 tahunan.

Bandingkanlah dengan Alkitab. Jumlah naskah Perjanjian Baru (PB) yang ditemukan mencapai 24.000 exemplar dengan interval penyalinan antar salinannya yang hanya berkisar antara 25 sd 50 tahun. Ini berarti, tidak ada naskah kuno lainnya di dunia ini yang keakuratannya melebihi kitab‐kitab PB.

Salah satu naskah PB tertua yang ditemukan adalah Yohanes 18:31-33, 37 yang tercatat dalam potongan lembaran Papirus yang ditemukan di Mesir. Naskah yang disebut Rylands Papyrus (P52) ini berasal dari tahun 130 SM. Sejak saat itu, para ilmuwan akhirnya meyakini bahwa kitab Yohanes memang ditulis di abad pertama. Sebelumnya, banyak ilmuwan abad 19 yang meragukan kemungkinan bahwa kitab Yohanes ditulis oleh Rasul Yohanes.

Naskah Perjanjian Lama

       Sekitar Februari 1947, seorang anak gembala mencari kambingnya yang hilang. Iseng‐iseng ia melemparkan batu ke sebuah lubang goa di tebing yang terletak di dekat Laut Mati, sekitar 8 mil dari kota Yerikho. Ia terkejut ketika mendengar pecahan bunyi keramik tanah liat dari dalam goa tersebut. Ia segera memasukinya dan menemukan beberapa kendi tanah liat besar yang berisi gulungan naskah‐naskah dari kulit yang terbungkus rapat oleh kain linen. Karena naskah‐naskah itu telah tersimpan dengan sangat baik, kondisinya masih luar biasa walaupun telah berusia 1.900 tahun. Rupanya, naskah‐naskah tersebut, yang kemudian dikenal sebagai “gulungan Laut Mati”, telah berada di situ sejak tahun 68 SM.

Naskah alkitab.PNG

Gulungan Laut Mati itu terdiri dari hampir seluruh kitab Yesaya dan potongan‐potongan dari hampir semua kitab Perjanjian Lama. Selain itu ditemukan pula beberapa gulung kitab yang berisi informasi mengenai komunitas Qumran yang menyalin dari naskah‐naskah tersebut.

Hal yang menarik dari naskah kitab Yesaya yang ditemukan di Laut Mati ini adalah fakta bahwa intervalnya dengan naskah lain dari kitab Yesaya yang dibuat dalam tradisi Masoretik mencapai lebih dari 1.000 tahun. Tapi ketika naskah‐naskah ini di‐ teliti, isinya hampir 95% identik dengan kitab Yesaya dalam bahasa Ibrani yang kita miliki sekarang. Perbedaan yang 5% itu bersifat minor. Dari 166 kata di Yesaya 53, terdapat 17 huruf yang berbeda, tapi yang sebetulnya tidak mempengaruhi maknanya secara umum.

Walaupun kebanyakan dari kita bukanlah ahli di bidang naskah‐naskah kuno, tapi pemahaman ini menolong kita untuk memberi jawaban ketika ada orang yang menyatakan bahwa “naskah Alkitab tidak dapat diyakini kesahihannya.” Siapa pun yang ingin membuktikannya, dapat meneliti kebenaran dari hal‐hal ini.** (disarikan oleh Grace Emilia)

Sumber: “Why Trust the Bible? (Answers to 10 Tough Questions)” oleh Amy Orr‐Ewing